Nama Iskandar memiliki sejarah panjang. Berakar dari bahasa Yunani Alexandros, yang berarti “pelindung manusia”, nama ini telah diadopsi dalam berbagai bahasa selama berabad-abad. Di Aceh, nama ini melekat erat dengan kejayaan Kesultanan Aceh, terutama melalui figur Sultan Iskandar Muda, raja ke-12 yang membawa kerajaan itu ke puncak kejayaan pada abad ke-17.

Kini, ratusan tahun setelahnya, nama Iskandar kembali mencuri perhatian. Sosok yang dimaksud adalah Iskandar, pengusaha asal Bireuen yang mengguncang dunia penerbangan dengan meluncurkan Indonesia Airlines, sebuah maskapai berkonsep premium.

Tidak memiliki gelar sultan, Iskandar tetap berhasil menempatkan dirinya dalam jajaran pengusaha terkemuka. Sebagai CEO Indonesia Airlines dan pemilik Executive Chairman Calypte Holding PTE LTD, langkahnya dianggap berani dan visioner. Keputusan meluncurkan maskapai ini dari Singapura menimbulkan berbagai reaksi, termasuk dari ekonom Rhenald Kasali, yang menyebutnya sebagai “tamparan bagi Indonesia”.

Namun, bagi Iskandar, kehadiran Indonesia Airlines bukan sekadar bisnis, melainkan refleksi dari kerinduannya akan kejayaan Aceh masa lalu. ia mengungkapkan motivasinya membangun maskapai ini, yang berakar pada keinginannya mengembalikan kejayaan Aceh dalam skala global.

Kemunculan Indonesia Airlines menjadi bukti bahwa nama Iskandar masih memiliki gaung besar, dari masa kejayaan Kesultanan Aceh hingga dunia penerbangan modern.