Pidie — Ikatan Pelajar Mahasiswa Singkil (IPMA-SINGKIL) melakukan aksi kemanusiaan dengan menyisir sejumlah wilayah terdampak bencana alam di Provinsi Aceh. Daerah yang menjadi sasaran kegiatan tersebut meliputi Kabupaten Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur.

Kegiatan itu menandai keterlibatan IPMA-SINGKIL dalam isu sosial dan kemanusiaan di luar aktivitas internal organisasi. Meski baru berdiri lebih dari satu tahun, IPMA-SINGKIL terlibat langsung dalam penanganan dampak bencana bersama Aliansi Masyarakat Peduli Nanggroe yang terdiri dari IPMA-SINGKIL, Cakrawala Muda Aceh, dan Solidaritas Mahasiswa Pemuda Aceh (SMPA).

Ketua Umum IPMA-SINGKIL, Ari Jalu Suzain, mengatakan sejak awal organisasi tersebut dibentuk untuk berperan aktif dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

“IPMA-SINGKIL kami bangun bukan hanya sebagai tempat berkumpul mahasiswa Singkil, tetapi sebagai wadah yang peka, bergerak, dan berpihak. Kehadiran kami di Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur adalah wujud tanggung jawab moral mahasiswa terhadap rakyat Aceh,” ujar Ari Jalu Suzain.

Ia menambahkan, keterlibatan mahasiswa dalam aksi kemanusiaan merupakan bagian dari peran sosial yang harus dijalankan, terutama saat masyarakat menghadapi situasi krisis akibat bencana alam.

Sementara itu, Humas IPMA-SINGKIL, Amsyardin Maulana Putra, menyebutkan bahwa kegiatan tersebut sekaligus menegaskan posisi IPMA-SINGKIL sebagai paguyuban mahasiswa yang aktif dan responsif.

“Kami ingin menunjukkan bahwa paguyuban mahasiswa bukan organisasi pasif. IPMA-SINGKIL memilih jalan kerja nyata, turun langsung, hadir, dan membersamai masyarakat. Ini menjadi cara kami membangun kepercayaan dan relevansi organisasi di tengah mahasiswa dan publik,” katanya.

Melalui kegiatan kemanusiaan ini, IPMA-SINGKIL berharap dapat terus memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan sosial serta menjaga solidaritas antarmahasiswa, khususnya mahasiswa asal Aceh Singkil, dalam merespons persoalan kemanusiaan di Aceh.[]