Pidie — Aliansi Masyarakat Peduli Nanggroe menyalurkan bantuan bagi warga terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Pidie Jaya dan Bireuen, Minggu–Selasa (7–9/12/2025). Bantuan tersebut merupakan hasil penggalangan dana yang dilakukan sejak 1 hingga 6 Desember 2025 di depan Kodim 0101, Kota Banda Aceh.

Aliansi ini terdiri dari tiga organisasi pemuda dan mahasiswa: Ikatan Pelajar Mahasiswa Singkil (IPMA Singkil), Cakrawala Muda Aceh, dan Solidaritas Mahasiswa Pemuda Aceh (SMPA).

Bantuan yang disalurkan berupa pakaian layak pakai, paket sembako, serta uang tunai sebesar Rp10 juta. Donasi tersebut disebar ke sejumlah posko masyarakat di dua kabupaten, masing-masing di Desa Lhok Sandeng, Babah Krueng, Drien Tujoh, dan Tijien Daboh di Pidie Jaya, serta Gampong Kandang dan Gampong Leungkeubeu di Bireuen.

Koordinator Lapangan, Iwan Rismadi, mengatakan aksi tersebut merupakan bentuk kepedulian mahasiswa dan pemuda terhadap kondisi Aceh. “Aksi ini adalah bentuk nyata pengabdian masyarakat. Ini sekaligus langkah kepedulian kepada daerah Aceh,” ujarnya.

Iwan menyoroti fenomena banjir kayu yang terjadi di sejumlah wilayah. Ia menilai kondisi tersebut janggal dan perlu perhatian serius. “Kenapa yang seharusnya banjir adalah air, namun sekarang yang banjir adalah tumpukan kayu dengan potongan rapi. Ini fenomena yang sangat menjanggal,” tegasnya.

Ia juga meminta pemerintah bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang memicu bencana tersebut. “Menteri Kehutanan dan pemerintah daerah harus bertanggung jawab atas eksploitasi hutan di Aceh. Ini terjadi karena kerusakan hutan akibat izin yang diberikan kepada pihak yang merusak alam,” ujarnya.

Ketua IPMA Singkil, Ari Jalu Suzain, menekankan pentingnya peran pemuda dalam menjaga lingkungan dan mengawal kebijakan publik. “Gerakan ini bukan hanya tentang menyalurkan bantuan, tetapi juga menyampaikan suara masyarakat. Bencana sering kali bukan murni musibah alam, tetapi akibat kebijakan yang lalai menjaga lingkungan,” kata Ari.

Ia berharap pemerintah mengambil langkah nyata agar bencana serupa tidak terus berulang. Aliansi Masyarakat Peduli Nanggroe menyatakan akan terus aktif dalam kegiatan kemanusiaan dan advokasi lingkungan di Aceh.