Aceh Singkil – Plt. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Aceh Singkil, Edy Widodo, SKM, MKes, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Puskesmas Singkil, menyusul viralnya rekaman video terkait keluhan pasien yang mengaku tidak terlayani dengan baik.
Dalam kunjungan tersebut, Edy Widodo didampingi Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Singkil, Rully Suhaidi, SKM, langsung meninjau ruang tata usaha (TU) untuk mendata jumlah pegawai administrasi sesuai instruksi Bupati Aceh Singkil.
“Berapa jumlah pegawai administrasi ini? Apakah tidak terlalu banyak? Jika berlebihan, tolong dievaluasi, Pak Kadis, agar dapat ditempatkan di ruangan lain yang lebih membutuhkan,” ujar Edy Widodo.
Selain itu, Sekda dan Plt. Kadiskes juga memeriksa seluruh ruang pelayanan, termasuk ruang imunisasi, ruang KB, ruang konseling, ruang KIA, laboratorium, ruang tunggu pelayanan, serta ruang rawat inap yang sempat viral di media sosial.
Sekda turut mengonfirmasi langsung pasien yang sedang menunggu pelayanan guna mengetahui kondisi dan keluhan mereka. Di hadapan Kadis Kesehatan, Kepala Puskesmas dr. Yuna Sianipar, serta tenaga kesehatan (nakes) lainnya, Edy Widodo memberikan teguran keras terkait pelayanan yang dikeluhkan masyarakat.
“Semua nakes harus bekerja dengan disiplin, hadir tepat waktu, serta menjalankan tugas sesuai fungsi pokok (tupoksi) dan Standard Operating Procedure (SOP),” tegasnya.
Lebih lanjut, Edy Widodo menekankan bahwa kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi seluruh tenaga kesehatan, terutama dokter dan perawat, untuk meningkatkan pelayanan di masa mendatang.
Keterbatasan Sarana dan Prasarana
Dalam sidak tersebut, petugas laboratorium menyampaikan keluhan terkait keterbatasan fasilitas, termasuk reagen serta alat pemeriksaan kolesterol dan asam urat yang jumlahnya masih terbatas.
“Hal ini akan menjadi catatan bagi Kadis Kesehatan agar segera diprogramkan, karena sarana ini merupakan penunjang utama pelayanan kesehatan,” ujar Edy Widodo.
Klarifikasi Dinas Kesehatan
Terkait insiden yang sempat viral, Plt. Kadis Kesehatan Aceh Singkil, Rully Suhaidi, menjelaskan bahwa permasalahan tersebut terjadi akibat miskomunikasi antara keluarga pasien dan petugas kesehatan yang berjaga pada malam kejadian.
“Kami memahami kondisi keluarga pasien yang panik, terutama ketika anaknya mengalami kondisi darurat seperti kejadian kemarin,” katanya.
Rully menambahkan bahwa Puskesmas memiliki layanan kesehatan on call, yang memungkinkan pasien mendapatkan pelayanan darurat di luar jam kerja. Namun, layanan ini masih dalam tahap persiapan, sehingga terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan kepanikan keluarga pasien.