ACEHSINGKIL – Berita mengenai dugaan pemaksaan melepas jilbab yang menimpa Dzawata Maghfura Zukhri, anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional asal Aceh, viral di media sosial.
Kabar ini pertama kali mencuat melalui akun media sosial Irwan Indra yang mengungkapkan kekhawatirannya terhadap praktik pemaksaan yang dianggap tidak menghormati keyakinan agama peserta.
“Dari dulu, ketika Paskibraka ada dibawah binaan kami, tidak ada pemaksaan soal keyakinan adik-adik dengan latar belakang agama apapun. Tapi kini dengan alasan keseragaman adik-adik ‘dipaksa’ untuk melepas jilbabnya. Ini tidak bisa dibiarkan…Lawannn,” tulis Irwan dalam unggahannya.
Kabar ini memicu beragam reaksi dari masyarakat yang prihatin dengan adanya tindakan yang dinilai melanggar kebebasan beragama.
Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak penyelenggara Paskibraka Nasional terkait tudingan tersebut.
Di sisi lain, Dzawata Maghfura Zukhri, siswa kelas X SMAN Modal Bangsa (Mosa) yang terpilih sebagai salah satu anggota Paskibraka Nasional dari Aceh, mengungkapkan kebanggaannya bisa mewakili daerahnya di ajang bergengsi tersebut.
“Alhamdulillah saya terus diberikan kesehatan selama mengikuti rangkaian tes pada tingkat Kabupaten, Provinsi hingga Nasional,” ujar Dzawata.
Dia juga bercerita tentang proses seleksi ketat yang harus dilaluinya, mulai dari seleksi sekolah hingga tingkat nasional.
Dzawata yang bercita-cita menjadi taruna Akademi Kepolisian (Akpol) ini berhasil lolos seleksi di tingkat kabupaten setelah menjalani serangkaian tes, termasuk wawasan kebangsaan, intelegensi umum, dan kesehatan.
Kesuksesannya berlanjut hingga tingkat provinsi, di mana ia terpilih bersama Muhammad Yusran Ar-Razzaq untuk mewakili Aceh sebagai calon Paskibraka tingkat Pusat.
Kepala SMAN Modal Bangsa, Misra SPd MPd, menyatakan kebanggaannya atas prestasi Dzawata.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan Dzawata merupakan pencapaian luar biasa bagi sekolah yang terakhir kali meloloskan wakilnya ke Paskibraka Nasional pada tahun 1997 dan 1998.
“Dzawata dan kawan-kawan pada 17 Agustus nanti akan mengibarkan bendera di IKN. Selamat dan sukses kepada Dzawata Maghfura Zukhri, mari kita doakan agar dapat memberikan kontribusi terbaik bagi Aceh,” ujar Misra.
Pihak sekolah melalui Pembina Paskibra Mosa, Raisul Akbar SPd MPd, juga membenarkan bahwa Dzawata adalah siswa berprestasi yang berhasil melewati seleksi ketat untuk menjadi anggota Paskibraka Nasional.
Raisul mengatakan, Dzawata merupakan salah satu paskibra pilihan sekolah yang kemudian lolos dalam seleksi Paskibra Aceh Besar, lalu ke Provinsi, dan akhirnya berhasil menembus seleksi nasional.
Meskipun isu pemaksaan lepas jilbab ini terus berkembang, dukungan dan doa untuk Dzawata dan rekan-rekannya tetap mengalir, dengan harapan mereka dapat menjalankan tugas mereka pada 17 Agustus 2024 di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan baik dan lancar.[]